Jumat, 05 Juli 2013

Menyusuri Kota Tua di Salzburg, Austria

Beberapa tahun lalu, sepulang berlibur di kota Wina, ibu kota Austria, saya dan keluarga menyempatkan mampir di kota Salzburg. Kami naik kereta pagi dari Wina dan tiba di Salzburg sekitar pukul sepuluh. Rencananya, kami akan menghabiskan waktu beberapa jam untuk melihat-lihat suasana di Altstadt, kota tua yang penuh sejarah dan dipertahankan keasliannya sebagai salah satu situs kebudayaan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, sebelum kembali ke Leipzig, Jerman. Salzburg sendiri merupakan kota terbesar keempat di Austria yang terletak di bagian Utara Pegunungan Alpen dan dikelilingi oleh dua gunung kecil, Monchsberg dan Kapuzinerberg.
13727409961923904504
Suasana kota Salzburg
Nama Salzburg yang berarti kota garam berkaitan dengan kejayaan garam di masa lampau. Ya, tanpa garam, tentu tak enak makan! Sehingga para pekerja di Salzburg tak keberatan dibayar dengan garam. Selain itu, Salzburg juga dikenal sebagai kota kelahiran komponis musik klasik terkenal, Wolfgang Amadeus Mozart, yang telah menciptakan karya-karya musik jenius dan tetap abadi sampai sekarang.
1372741167382773461
Sungai Salzach
Setelah sampai di stasiun kereta Salzburg, perjalanan dilanjutkan dengan bus. Tak lama, hanya beberapa halte. Sungai Salzbach yang bersih langsung menyambut kami begitu turun dari bus. Kami berjalan kaki menyusuri jembatan menuju jalan Getreidegasse di Altstadt. Suasana klasik dan tenang langsung terasa. Gedung-gedung tua dengan arsitektur Baroque masih berdiri megah dan terawat baik, seolah waktu tak mampu menghapus jejaknya. Penjual suvenir, makanan, dan pemain musik jalanan tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
1372742589649788408
Altstadt dari jembatan
13727414041400670004
Penjual pretzel, yang manis pakai gula tabur, yang asin pakai biji wijen.
Pemandangan anak-anak muda yang membawa alat musik dalam kotaknya terasa lazim di kota ini, terutama di seputaran Haus fr Mozart, tempat diadakannya event-event musik rutin. Saya langsung teringat pada masa remaja saya dulu yang juga kerap membawa-bawa alat musik karena saya aktif di drum band. Jadi pengen!
13727416181167851708
House for Mozart
121374b031aa1a6031fd31499b2f930c_dinding
Salah satu keunikan Altstadt adalah adanya lorong-lorong kuno yang diisi dengan berbagai toko sehingga suasananya mirip berbelanja di dalam gua. Tapi, saya kok merasa suasananya suram dan seram, ya? Jadinya malah tidak berselera untuk berbelanja. :D
13727417421607991580
Jalan menuju Kapuzinerberg
137274272788955968
Siapa mau main catur raksasa ini?
Dari Altstadt ini, kita juga dapat melihat Festung Hohensalzburg, sebuah benteng terbesar di Eropa Tengah yang dibangun pada tahun 1077 dan masih utuh berdiri di atas puncak bukit sampai sekarang. Kami tak masuk ke sana mengingat waktu yang tak memungkinkan karena kami harus mengejar kereta sore menuju Mnchen (Munich), Jerman, untuk mengunjungi seorang teman.
1372741887788093496
Festunghohensalzburg dari bawah
Universitas Salzburg
Universitas Salzburg
Kami langsung berjalan lagi menuju Residence Gallery. Di perjalanan, kami menemukan sebuah patung unik sekaligus menyeramkan, karena bentuknya seperti hantu di film Scream, tetapi wajahnya tidak ada alias bolong.
13727420721303512776
Patung seram
Ternyata, kami sudah berada di dekat Salzburger Domgrabungen Museum atau biasa disebut Domgrabungsmuseum, sebuah museum penggalian arkeologi yang terletak di bawah tanah Dom dan Residenplatz Square. Museum ini merupakan semacam pengantar untuk mengetahui bagaimana keadaan sebuah kota khas Romawi di masa lalu.
13727421601919180501
Domgrabungsmuseum
Jenggot si Mbah
Jenggot si Mbah
Sampailah kami di Residence Gallery, yang berisi aneka lukisan Eropa dari abad 16 sampai abad 19. Kebanyakan lukisan di dalamnya merupakan koleksi lukisan Belanda, Italia, Perancis, dan Austria sendiri. Para pelukis jalanan terlihat mangkal di depan Residence Gallery untuk menawarkan jasa melukis diri wisatawan. Lukisannya bagus-bagus dan mirip orang aslinya. Sayang, antrenya cukup lama. Satu orang saja membutuhkan waktu yang lumayan. Bagi kami yang terburu-buru, tak mungkin dapat membawa pulang lukisan diri meskipun sangat ingin.
13727423101356098705
Residence Gallery
1372742898900760513
Residenzbrunnen
Akhirnya kami memutuskan segera kembali ke stasiun kereta setelah membeli beberapa suvenir sebagai kenang-kenangan. Meskipun tak semua tempat menarik di Salzburg sempat kami kunjungi, tak apalah, yang penting sudah melihat kota tua yang unik dan bersejarah ini. Mudah-mudahan kami bisa datang lagi suatu hari nanti.[Be]

(Tulisan ini menjadi headline www.kompasiana.com tanggal 2 Juli 2013)
3518c8168280c9be7781018903a7a693_hl-salzburg2juli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar