Ada kalanya, kita dihadapkan pada situasi tidak bisa mendampingi anak  
ke suatu tempat yang jauh. Sementara, si anak harus pergi ke tempat itu.
  Baru-baru ini, saya mengalaminya. Anak saya, Sulthan, yang berumur  
sebelas tahun harus pergi ke Jakarta untuk mengikuti Konferensi Penulis Cilik Indonesia 2012, dan  
kami tidak bisa menemani disebabkan beberapa hal. Awalnya, saya sempat  
bingung dan cemas, tetapi sepupu saya memberikan pencerahan yang  
melegakan.
 Dari
  sepupu saya, saya baru tahu, ternyata beberapa maskapai penerbangan  
menyediakan layanan Unaccompanied Minor (UM), sebuah layanan yang  
memungkinkan anak-anak bisa melakukan perjalanan dengan pesawat tanpa  
didampingi orangtuanya. Layanan ini berlaku juga bagi orang dewasa yang membutuhkan bantuan, misalnya orang yang sudah uzur, orang yang belum berpengalaman naik pesawat sendiri, dll.  
Saya pun menanyakan pada Sulthan, "Kamu berani enggak, naik pesawat dari Banda Aceh ke Jakarta sendirian?"
"Berani. Bagusnya Mama enggak usah ikut aja. Sulthan pengen ngerasain pergi sendirian," jawabnya.
Wah, nekat betul nih anak!
 pikir saya. Tapi, Sulthan meyakinkan saya bahwa dia mampu bepergian  
sendiri. Apalagi, dia juga punya HP, yang memungkinkan komunikasi tetap 
 terjaga.
Namun,
  namanya seorang ibu, saya masih belum yakin dan masih saja khawatir.  
Kebetulan, pemilik kantor travel tempat saya membeli tiket adalah teman 
 saya. Mengetahui kecemasan saya, dia akhirnya mengusulkan untuk meminta
  bantuan "teman dari temannya" yang hendak ke Jakarta juga. Sekadar 
untuk  melihat-lihat Sulthan di perjalanan. Saya pun setuju dan jadi 
lebih  tenang.
 
- Identitas UM (logo maskapai sudah saya potong)
Singkat
  kata, akhirnya saya melepas Sulthan pergi ke Jakarta sendiri. Saya  
sudah menghubungi om dan tante saya yang tinggal di Tangerang untuk  
menjemputnya. 
Proses layanan Unaccompanied Minor ini tidak ribet, kita hanya perlu:
1. Melakukan check-in seperti biasa tanpa tambahan biaya apa pun dan memberi tahu petugas bahwa anak akan melakukan penerbangan tanpa pendamping. 
2. Petugas meminta kita mengisi formulir UM, di mana identitas penjemput harus diketahui dengan jelas. 
3. Petugas memberikan identitas UM yang harus dikalungkan di leher anak selama penerbangan, juga dicantumkan pada bagasi anak.
4. Ground staff akan membantu anak ke ruang tunggu hingga menyerahkan kepada awak kabin.
5.
  Jika harus transit, anak tetap menjadi tanggung jawab maskapai. 
Sulthan  transit di Medan, dia tetap bersama pramugari yang menjaganya.
6. Di tempat tujuan, anak akan turun dari pesawat berbarengan dengan para pramugari, lalu diserahkan kepada ground staff yang akan mendampingi anak sampai bertemu dengan penjemputnya.
Saran
  saya, jika kita sudah memakai layanan UM ini, sebaiknya tidak lagi  
meminta bantuan pihak lain yang tidak dikenal baik untuk menjaga anak  
kita, agar anak tidak bingung. Percayakan saja sepenuhnya pada pihak  
maskapai penerbangan. Karena berdasarkan pengalaman saya, orang yang  
tadinya dimintai tolong oleh teman saya pemilik travel itu ternyata  
malah kemudian berusaha memeras suami saya. Untunglah suami saya tegas  
dan mengatakan, "Begini, ya, Pak. Anak saya bukan tanggung jawab Bapak  
lagi, sudah saya serahkan sepenuhnya pada pramugari. Jadi, sampai di  
sini saja urusan kita."
Sebaiknya,
  anak yang akan bepergian sendiri sudah cukup besar, mandiri, berani,  
sehat, dan dapat berkomunikasi dengan baik. Lebih bagus lagi jika anak  
dibekali HP untuk mempermudah pemantauan kita. Tetapi, jangan lupa  
untuk mengingatkan anak mematikan HP-nya sebelum pesawat terbang, ya.  
Dan, yang tak kalah penting, bekali anak dengan makanan dan minuman yang
  cukup, untuk berjaga-jaga jika si anak lapar dalam perjalanan atau  
mungkin terlambat dijemput. 
Dari
  pengalaman Sulthan, selama di perjalanan dia tidak menemui kesulitan. 
 Malah katanya, dia senang karena pramugarinya baik dan ramah, juga  
sempat dikasih jus jeruk, hehehe. 
Nah, bagi orangtua yang mungkin tidak bisa cuti atau berhalangan menemani anak, layanan UM ini boleh dicoba! [](Tulisan ini menjadi headline www.kompasiana.com 7 Januari 2013).
 
 
Postingannya sangat bermanfaat bu, apakah ada biaya tambahan jika memakai jasa UM Bu?
BalasHapusKlo tuk penerbangan ke luar negeri bisa jga gk yach
BalasHapuskalau misalnya hanya ingin jalan jalan sama temen dan umur nya 15.. setelah sudah sampai tujuan kita balik lagi ketempat asal. apa kita harus butuh um?
BalasHapus