Jumat, 30 Desember 2011

Menjadi Penulis ... Pilihan Saya

Pertama kali menulis secara “terbuka” yaitu saat saya masih tinggal di Jerman. Saya menulis blog untuk “melaporkan” perkembangan anak-anak, berbagi cerita lucu dan foto kepada keluarga di Indonesia. Cara ini saya nilai lebih irit, praktis, dan cepat dibandingkan jika saya mengirim surat berisi puluhan foto-foto ke Indonesia seperti sebelumnya. Saya tidak pernah menyangka bahwa 2 tahun setelah itu, isi blog saya dibukukan dengan judul Diary Dodol Seorang Istri, dan menjadi buku terlaris di Penerbit Lingkar Pena Publishing House Agustus-Oktober 2008, Dan karya-karya saya yang lain terus lahir dan lahir bersama semangat saya untuk konsisten di dunia penulisan hingga saat ini.  What a miracle!
Seiring berjalannya waktu dan berubahnya kondisi hidup, motivasi menulis saya juga ikut berubah. Dengan menulis, saya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga yang luar biasa, yang karyanya dapat menyapa banyak orang, meski fisik dan hati saya berada di rumah bersama keluarga. 
Selain itu, tak bisa dipungkiri, dunia penulisan dengan berbagai turunannya--di antaranya editor dan trainer penulisan seperti yang saya lakoni saat ini--ternyata dapat diandalkan untuk menopang ekonomi. Bahkan jika dibandingkan dengan penghasilan saya yang sempat bekerja beberapa tahun di sebuah bank pemerintah dulu, penghasilan sebagai pegiat naskah jauh lebih tinggi, ditambah lagi dengan kemudahan waktu yang fleksibel. 
Bagaimanapun, profesi penulis dan turunannya tak lagi bisa dipandang sebelah mata. Para penulis kini merajai berbagai media, dari koran, buku, majalah, layar kaca, layar lebar, kantor, dan bisa dibilang, hampir setiap bidang membutuhkan orang yang dapat menulis dengan baik.
Seorang penulis dituntut untuk kreatif. Bukan seperti orang yang lulus kuliah lalu ikut tes PNS dan ketika ditolak tak tahu lagi harus berbuat apa sehingga harus bersabar menunggu tes tahun berikutnya. Penulis harus bergerak cepat, tak boleh malas, dan selalu mengisi kepalanya dengan berbagai pengetahuan sebagai "bensin" agar tak mogok di jalan ketika sedang bekerja.
Satu lagi hal penting yang mendukung karir sebagai penulis: SILATURRAHMI. Eksis di jejaring sosial, eksis di dunia maya, bergaul aktif di dunia nyata, dan me"ramah"kan diri merupakan modal kuat untuk mendapatkan job-job atau relasi yang akan memuluskan langkah kita melenggang di dunia penulisan. Oleh karenanya, berusaha untuk tidak sombong, bersikap ramah dan sabar meladeni siapa pun, akan lebih baik untuk menjaga citra kita sebagai penulis. Menghadapi orang yang "nakal" ... kalau saya, tak perlu repot-repot menangggapi dan menghabiskan energi, cukup remove dan blokir. :)
Apa pun profesi yang kita pilih, sebaiknya dicintai, dinikmati, dan disyukuri. Agar kita dapat menjalaninya dengan senang dan tak terbeban. Sesuatu yang baik dan dijalani dengan baik, insyaAllah akan melahirkan hasil yang baik pula. {} 



1 komentar: