Hebohnya Leipzig Book Fair! Memang selalu
heboh tiap tahun, sih.
Ya, di Leipzig, Jerman, baru saja digelar event tahunan Leipziger Buchmesse (Leipzig
Book Fair), yang berlangsung dari tanggal 12-15 Maret 2015. Seperti tahun-tahun
sebelumnya, LBF selalu diadakan di tempat yang spektakuler: Leipziger Messe/Leipziger
Messegelände atau Leipzig Exhibition Centre. Saya dan orang-orang di Leipzig
biasa menyebut tempat ini “Neue Messe” atau “Messe” saja. Bangunannya unik, berbentuk
seperti “bolu gulung” (benar, saya suka bolgul, hehehe) yang terbuat dari kaca transparan dan ditopang oleh
rangka baja yang kokoh, berukuran panjang 243 m, lebar 80 m, dan tinggi 30 m.
Leipziger Messe |
Leipziger Messe |
Leipzig Exhibition Centre memiliki 5 ruang pameran, 111.300
meter persegi ruang pameran tertutup dan 70.000 meter persegi di luar ruangan. Wow,
luas banget, kan? Bisa menampung belasan ribu pengunjung, dua ribu peserta, dan ditambah orang sekampung saya! Peserta
dan pengunjungnya datang dari berbagai negara, loh! Dan, tahun ini Indonesia
juga ikut meramaikan salah satu event favorit para Leipziger ini. Huaaa …, jadi
pengen mengulang kisah lama ….
Ada dua kolam yang sangat luas di depan bangunan berdesain modern
ini yang dipisahkan oleh jalan terusan yang tidak terlalu lebar. Kolamnya nggak dalam, sih, jadi singkirkan saja niatan buat mancing. Seru juga
berjalan di sini, bak menyusuri Laut Merah yang sedang terbelah. *halah* Dari
situ kita bisa melihat jelas Messeturm (menara Neue Messe) yang katanya, sih,
setinggi 85 meter. Sebaiknya kita percaya saja. Oh ya, kalau cahaya mataharinya pas, pantulan bayangan “bolgul” di permukaan air
kolam tersebut memberikan efek yang cakep, deh. Ini kurang maksimal foto-fotonya karena rada burem gitu langitnya. Foto yang cakep cari di Google aja, gih, hahaha.
Kolam terbelah ^^ |
Messeturm. (Abaikan saja perut ibu hamil itu, ya) :D |
Nah, di depan gedung juga ada empat patung singa dengan
berbagai warna dan motif, berdiri ramah menyambut pengunjung Messe. Ini kesukaan anak-anak kecil dan para turis yang kadang bertingkah seperti anak kecil, hehe. Kenapa ada
patung singa segala? Karena, singa itu adalah ikon Kota Leipzig. Jadi,
patung-patung singa memang biasa menghiasi tempat-tempat keramaian di Leipzig.
Patung-patung singa yang lutjuuu |
Seandainya kereta dorong itu disingkirkan .... ^-^ |
Untuk menuju Messe, saya biasa menggunakan Straßenbahn
(kereta listrik). Perjalanannya sekitar dua puluh menit dari stasiun
kereta utama Hauptbahnhof Promenaden di Stadtzentrum (pusat kota) menuju halte Messegelände.
Dari situ, sedikit berjalan kaki menuju tempat pameran. Jangan malas! Selain dengan Straßenbahn,
Messe juga bisa dicapai dengan bus, S-Bahn (MDV), atau Regionalbahn (RB).
Haltenya yang ini, ya! Messegelände. Awas nyasar. |
Orang
Jerman terkenal sangat menghargai waktu. Pokoknya harus teng! Bahkan, dulu kalau suami saya janjian ketemu profesornya, lima menit sebelum jam janjiannya dia udah berdiri di depan pintu sambil ngitungin detik jarum jam, dan begitu jamnya tepat teng, langsung ketuk pintu. Kalo datang sebelum atau sesudah jam janjian, profesornya nggak mau melayani. Hadeuh! Nah, orang Jerman sering memanfaatkan waktu luang—walaupun
sedikit—dengan membaca buku. Orang yang membaca buku dalam kereta atau bus umum sudah
menjadi pemandangan biasa. Tak heran jika pameran buku sebesar LBF membeludak
pengunjungnya, ya. Whoaaa ..., pengeen ..., pengen!
Oh ya, foto-foto ini diambil bukan pas acara Leipzig Book Fair, melainkan pas bawa jalan-jalan temen yang kebetulan berkunjung ke Leipzig tahun 2004 (11 tahun yang lalu!) demi melihat Leipziger Messe walaupun nggak ada event apa-apa. Segitu penasarannya ... ck ck ck ....
At least, selamat, deh, buat para penulis Indonesia yang tahun ini buku-bukunya bisa mejeng di sana. Tahun kemarin, buku saya The Siblings: Hilangnya Duplikat Pedang Nabi juga sempat mejeng di Frankfurt Book Fair. Berasa gimanaaa gitu .... [be]
Oh ya, foto-foto ini diambil bukan pas acara Leipzig Book Fair, melainkan pas bawa jalan-jalan temen yang kebetulan berkunjung ke Leipzig tahun 2004 (11 tahun yang lalu!) demi melihat Leipziger Messe walaupun nggak ada event apa-apa. Segitu penasarannya ... ck ck ck ....
At least, selamat, deh, buat para penulis Indonesia yang tahun ini buku-bukunya bisa mejeng di sana. Tahun kemarin, buku saya The Siblings: Hilangnya Duplikat Pedang Nabi juga sempat mejeng di Frankfurt Book Fair. Berasa gimanaaa gitu .... [be]